Djarum Coklat Extra

Merokok itu, kata dokter, tidak baik. Tapi sikap dokter selalu mendua, suka menganjutkan orang berhenti merokok supaya sehat, namun kalu semua orang sehat, dokter akan menangis: dapur tidak akan ngepul toh? Kalow ada 2 juta orang Indonesia berhenti merokok seperempak, perekonomian negara bisa gonjang-ganjing, mungkin lebih lama dari krisis moneter di tahun 1998-2000. Karena itu, mari lupakan anjuran dokter juga fatwa MuI yang mengharamkan rokok.

Aku merokok telah berganti-ganti merk, dan ini kurang baik, semestinya cukup satu merk saja, sebagaimana juga cukup satu suami/isteri saja untuk seumur hidup. Berganti merk karena berganti tempat. Waktu masih menetap di Bandung Utara yang dingin, rokok gudang garam filter terasa enak, tapi saat pindah ke Jakarta, rasa garam filter jadi terlalu manis, dan akhirnya berganti ke sampoerna mild. Namun saat berhenti kerja, artinya pemasukan sangat tipis, rokok sampoerna mild terasa mahal. Aku beralih ke envio atau uno atau neo yang ternyata satu pabrik. ah, rokok ini kurang cocok. Untunglah aku ketemu djarum coklat extra. Rokok ini terasa cocok di selera dan rasa, cocok juga di harga.

Warna rokok nya yang coklat, makin memantapkan citra jarum coklat yang memang benar-benar coklat dari bungkus hingga rokoknya. Entahlah, kurasakan rokok ini cocok untuk didaerah dingin maupun di daerah panas.

sumber foto: smokingbay.com